Pasca Kriminalisasi LHI, PKS menang VS keroyokan 12 Parpol di Pilkada Seruyan

PKS MenangAdalah Sudarsono, kader PKS mantan anggota DPRD Propinsi Kalimantan Tengah yang maju sebagai calon Bupati lewat jalur independen (karena PKS tak punya kursi di DPRD) berhasil memenangkan pilkada Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah yang berlangsung 4 April 2013 yang diikuti dua pasang calon.
Hebatnya lagi, Sudarsono yang mengundurkan diri sebagai aleg DPRD Kalteng (28/1/13) dan berpasangan dengan Yulhaidir ini mengalahkan keroyokan semua partai politik yang memiliki kursi di DPRD Seruyan yang mengusung pasangan H Achmad Ruswandi-H Sutrisno (Harus). Ahmad Ruswandi sendiri adalah anak bupati incumbent Darwan Ali yang sudah 2x terpilih, jadi untuk Pilkada sekarang tak bisa maju lagi maka dia majuin “putra mahkotanya” jadi Cabup Seruyan.
Sepekan setelah pencoblosan, Rabu (10/4), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Seruyan, secara resmi menetapkan pasangan nomor urut satu Sudarsono-Yulhaidir (Surya) yang maju melalui jalur independen sebagai pemenang. Sudarsono, SH – Yulhaidir 53.65%, Ahmad Ruswandi – Sutrisno, SH 46.34%.

Pelaksanaan rapat pleno KPU dalam penetapan perhitungan akhir Pilkada di Kabupaten Seruyan berlangsung tegang. Sebab awalnya tim ‘Harus’ tidak menerima. Namun akhirnya, pasangan calon yang kalah itu pun dengan legowo menerima kekalahan tersebut. Demikian diwartakan tribunnews.
Inilah Mission Impossible PKS yang berhasil mengalahkan keroyokan 12 partai koalisi PDIP, Demokrat, Golkar, PKB, PAN, Hanura, Gerindra, PPRN, PKPB, PBB, PPP dan Partai Kedaulatan.
Hasil ini juga ‘membenarkan’ prediksi para pengamat bahwa kasus LHI akan sangat berpengaruh terhadap PKS. Ya, kasus LHI ini menjadi pemicu kader-kader PKS untuk bekerja keras menggandakan perjuangan dan pengorbanan dengan semaksimal ikhtiar, dan Allah SWT telah memberi kemenangan ini. Allahu Akbar wa lillahil hamd….

MUHASABAH DAN EVALUASI DIRI UNTUK MERAIH KEMENANGAN YANG HAKIKI

 

akapmechitup-taujih

Muhasabah & Evaluasi Diri Untuk Meraih Kemenangan Hakiki

Akapmec Hitup – Segala puji bagi Allah Swt, shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan junjungan nabi Muhammad Saw., keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang berjuang di jalannya.

Perwujudan masyarakat madani yang relijius dan beramar ma’ruf nahi munkar niscaya melalui proses perbaikan pribadi para anggotanya. Hal tersebut ditegaskan oleh Allah Swt dalam Surat Al-Nur Ayat 55 – 56 dan Surat Al-Hajj Ayat 41. Ayat tersebut menjanjikan kemenangan sampai pada tahapan terakhir bagi orang-orang yang sukses di tahapan-tahapan sebelumnya.

وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم من بعد خوفهم أمنا يعبدونني ولا يشركون بي شيئا ومن كفر بعد ذلك فأولئك هم الفاسقون وأقيموا الصلاة وآتوا الزكاة وأطيعوا الرسول لعلكم ترحمون (النور 55-56 ) الذين إن مكناهم في الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمرو بالمعروف ونهوا عن المنكر ولله عاقبة الأمور (الحج 41)

Berdasarkan ayat tersebut, dapat dipahami bahwa kemenangan yang dihasilkan oleh perjuangan harus memberikan dampak positif berupa bangkitnya kekuatan ruhiyah yang tinggi yang dibuktikan dengan ditegakkannya sholat lima waktu, tegaknya solidaritas sosial melalui amalan zakat, terwujudnya kerja sama yang baik antarelemen masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang baik dengan ditegakkannya amar ma’ruf dan terwujudnya kerja sama antarmereka dalam mencegah timbulnya kejahatan dan kerusakan yang dibuktikan dengan adanya nahi munkar.

Untuk sampai kepada kemenangan yang dijanjikan oleh Allah Swt dalam ayat tersebut di atas ada syarat yang harus dipenuhi yaitu iman dan amal shaleh. Untuk mempertahankan kemenangan tersebut juga ada syarat yang harus dipenuhi yaitu kokohnya ruhiyah, tegaknya keadilan sosial dan berjalannya hisbah antara sesama yang diwujudkan dalam amar ma’ruf dan nahi munkar.

Ketentuan yang Allah Swt sebutkan dalam Surat Al- Nur dan Al-Hajj tersebut di atas harus dijadikan cermin bagi dakwah ini, cermin bagi pimpinan dan anggota, agar selalu melihat dirinya, apakah masih dalam ri’ayah robbaniyah dengan terawatnya iman dan amal shaleh dalam setiap langkah pribadinya, apakah dakwah ini sudah bisa mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat dan bangsanya dan apakah di antara mereka masih terbangun budaya hisbah yang baik dengan tegaknya amar ma’ruf nahi munkar? Atau tanpa terasa sudah mulai terjebak masuk dalam penyimpangan sistem yang ada di sekitarnya, sehingga mengubah pola pikir dan gaya hidupnya dan tidak lagi siap untuk diingatkan dan dinasehati.

Untuk itu, ketika dakwah ini sudah masuk dalam ranah siyasah, beberapa anggotanya memegang berbagai jabatan publik dan beberapa di antara mereka sudah mendapatkan berbagai fasilitas maka muhasabah dan evaluasi diri harus selalu dilakukan. Baik dalam skala pribadi maupun kolektif. Tujuannya agar para anggota tersebut tidak terjebak kepada tindakan negatif yang dapat merusak tatanan dakwah dan dapat menghambat tercapainya kemenangan yang diinginkan.

Ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh seluruh jajaran anggota dan pimpinan agar tidak merusak citra dan nama baik dakwah dan tidak menghambat kemenangan dakwah yang dicita-citakan:

  1. 1.      Bergesernya niat dari keikhlasan

Sebagai partai dakwah, maka seluruh aktifitas partai yang kita lakukan adalah bagian dari dakwah yang tentunya diharapkan bisa bernilai ibadah. Oleh karena itu keikhlasan kita hanya kepada Allah Swt harus mengawal seluruh aktivitas kita, dengan terus dipastikan bahwa sarana yang kita lakukan juga tidak bertentangan dengan syariah Allah Swt. Sebab,  hanya dengan dua syarat itulah maka seluruh aktivitas dakwah kita dianggap ibadah dan diterima oleh Allah Swt.

Satu hal yang perlu diwaspadai oleh jajaran anggota dan pimpinan adalah bergesernya niat dari keikhlasan karena Allah Swt, bisa jadi dengan menjadikan seluruh aktifitas kepartaian  sebagai tujuan atau menjadikan tujuan dari seluruh aktivitas partai hanya untuk jabatan dan kepentingan duniawi. –wal iyadzu billah-.

Jika hal itu terjadi, maka seluruh aktivitas kita hanya dianggap sebagai permainan dunia semata, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt dalam surat Al-An’am Ayat 32:

(وما الحياة الدنيا إلا لعب ولهو وللدار الآخرة خير للذين يتقون أفلا تعقلون)

“Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, sedangkan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, tidaklah kamu mengerti?”

Hal ini juga diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, di mana Rasulullah saw bersabda:

”Bahwa orang pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid, ketika dihadapkan dan diingatkan tentang keni’matan saat ia hidup, ia ditanya ‘apa yang engkau lakukan dengan berbagai keni’matan tersebut?’, Ia menjawab ‘aku berperang karena-Mu sampai aku mati syahid’, Allah berfirman ‘Kamu bohong, tetapi kamu berperang karena ingin dikatakan sebagai orang pemberani’, kemudian diperintahkan untuk ditarik dan disungkurkan kedalam api neraka… “ HR. Muslim

Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa amal ibadah termasuk peperangan di medan perang sekalipun, jika tidak dilandasi dengan keikhlasan karena Allah Swt maka akan menjadi sia-sia dan hanya menjadi permainan belaka. Apalagi aktivitas kepartaian yang terkesan hanya untuk merebut kekuasaan.

Oleh karena itu, seluruh aktivitas yang dilakukan dalam dakwah ini harus dipastikan niat dan keikhlasannya hanya karena Allah Swt. Keikhlasan niat dianggap benar jika amal, karya dan akfitivitas yang dilakukan tidak bertentangan dengan syariat Allah Swt dan orientasi yang dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan aktivitas adalah orientasi akhirat bukan hanya semata orientasi kekuasaan dan jabatan.

 

  1. 2.      Al-Tarf dan Al-Israf

 

Al-tarf yang berarti bermewah-mewahan dalam gaya hidup karena berlimpahnya materi yang dimilikinya sehingga sampai pada kategori isrof yang berarti berlebih-lebihan dari batas kewajaran baik dalam memilih makanan, minuman, pakaian, perhiasan, kendaraan dan sarana hidup lainnya.

 

Sifat ini muncul bisa jadi karena bawaan hidup, karena ia lahir dari keluarga kaya atau muncul dari perubahan kondisi dari miskin menjadi kaya atau juga karena terpengaruh oleh gaya hidup lingkungan kerjanya atau orang-orang yang ada di sekitarnya.

 

Sifat seperti ini apapun sebabnya perlu dihindari, karena bagaimanapun kita hidup dalam organisasi dengan semangat kebersamaan, dalam shaf dakwah, dimana kita memiliki hak dan kewajiban yang sama, melangkah bersama, memenangkan dakwah bersama, sehingga tidak ada yang merasa memiliki andil kemenangan yang paling besar. Semuanya sama-sama memiliki andil. Kesamaan inilah yang mengajari kita untuk hidup bersama-sama yang menuntut untuk saling ta’awun dan takaful di antara kita.

 

Kelebihan materi yang dimiliki oleh sebagian kader tidak berarti ia bebas menikmatinya dengan menampilkan gaya hidup yang berlebihan tanpa menjaga perasaan kader lain yang mungkin di antara mereka dalam kondisi yang serba kekurangan.

 

Sifat ini berdampak negatif kepada pelakunya, baik sebagai pribadi dengan berkurangnya perhatian kepada orang lain kurang adanya kesiapan untuk menghadapi hidup yang berat, berkurangnya sensitivitas terhadap halal dan haram sehingga bisa menjerumuskannya pada usaha-usaha yang haram maupun sebagai salah satu anggota dengan melahirkan kesenjangan antara sesama sehingga bisa menimbulkan su’udzon dan pudarnya ikatan ukhuwah di antara mereka. Hal ini menyebabkan terhambatnya kemenangan yang diinginkan.

 

Oleh karena itu, Rasulullah Saw bersabda:

 

فوالله ما الفقر أخشى عليكم ولكن أخشى عليكم أن يبسط الدنيا عليكم كما بسطت على من كان قبلكم ، فتنافسوها كما تنافسوها ، وتهلككم كما أهلكتهم ” أخرجه البخاري

“Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan kepada kalian, tetapi aku khawatirkan adalah jika dunia dilapangkan untuk kalian sebagaimana pernah dilapangkan untuk orang-orang sebelum kalian. Kalian saling berlomba untuk dunia sebagaimana mereka berlomba, dan kalian akan dibinasakan sebagaimana mereka dibinasakan.” HR. Bukhori

 

  1. 3.      Ittiba’ Al-Syahawat wa syubuhat

Yaitu mengikuti keinginan dan pikiran pribadi tanpa mau dikontrol dengan aturan syariah dan tanpa memperhatikan dampaknya bagi Islam dan umat Islam.

Jika syahwat dan syubuhat tidak mau dikendalikan oleh aturan syariah, maka jelas akan sesat dan menyesatkan. Allah swt berfirman dalam surat Shad Ayat 26, dan Al-Qashash Ayat 50:

 

(ولا تتبع الهوى فيضلك عن سبيل الله) ص 26

(ومن أضل ممن اتبع هواه بغير هدى من الله ) القصص 50

“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, maka ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah” QS. Shad, Ayat 26.

“Tidak ada orang yang paling sesat dibanding orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tanpa petunjuk dari Allah swt.” QS. Al-Qashash, ayat 50

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang mengikuti syahwat dan syubuhat, di antaranya: selalu mengikuti keinginan pribadi, senang mengekspresikan ide dan pikiran tanpa memikirkan dampak negatifnya lebih dahulu, senang melakukan hal-hal yang kontroversi, senang berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki ide dan pemikiran liberal dan kurangnya berinteraksi dengan ayat-ayat Al-Quran.

Sifat ini memberikan dampak negatif bagi pelakunya, seperti: lemahnya ruhiyah dan ketaatan kepada Allah, kurang peka terhadap rambu-rambu syariah, mencari-cari dalih pembenaran bagi pemikirannya, meremehkan dosa dan tidak siap untuk dinasehati.

Sifat seperti ini tentu bukan sifat seorang dai, karena tarbiyah yang kita lakukan memiliki target salamatul aqidah, shihhatul ibadah, dan kesiapan untuk taat kepada Allah dan rasul-Nya secara utuh, dengan menjadikan syariah sebagai landasan hidup.

Apabila sifat seperti ini melanda aktivis dakwah apalagi pada tataran pimpinan, maka dampaknya kepada organisasi tentu sangat besar, di antaranya: menjauhnya beberapa kader dari kegiatan organisasi, terpecahnya shaf dakwah, rapuhnya soliditas organisasi, sulitnya mencari kader pendukung dan sulitnya untuk mendapatkan kemenangan, karena kemenangan itu dari Allah Swt dan Allah Swt sudah mengatakan pada ayat tersebut di atas, maka kemenangan itu diberikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bukan kepada orang-orang yang melepaskan diri dari syariat Allah Swt.

Oleh karena itu, kader terutama jajaran pimpinan dituntut untuk berucap dan bersikap bijak, yang dapat menenangkan hati anggotanya dan tidak menimbulkan ekses negatif bagi dakwah yang dikendalikannya dengan tetap menjadikan syariah sebagai landasan setiap gerak dan langkahnya.

 

  1. 4.       Ujub (ta’jub kepada diri sendiri)

Yaitu merasa kagum terhadap apa yang telah dilakukan, baik ucapan, perbuatan maupun kebijakan, meskipun tanpa meremehkan ucapan dan perbuatan orang lain dan tanpa merendahkan pribadi orang lain. Jika tindakan tersebut disertai dengan meremehkan ucapan dan perbuatan orang lain maka hal ini disebut ghurur dan jika tindakan tersebut disertai dengan merendahkan pribadi orang lain maka hal ini disebut takabbur.  Jadi ta’jub kepada diri sendiri, sangat berkaitan dengan ghurur (merasa diri lebih hebat), dan takabbur (sombong).

Ciri-ciri sifat ujub, di antaranya: selalu membangga-banggakan diri sendiri, sering menceritakan kehebatannya, merasa senang dengan kelemahan orang lain dan sulit untuk menerima nasihat.

Sifat seperti ini bisa dimiliki oleh seseorang karena  pengaruh  lingkungan keluarganya dan bisa jadi akibat dari pergaulan dengan orang-orang yang memiliki sifat yang sama dan bisa juga karena banyak pujian yang diberikan oleh orang kepadanya, atas kelebihan dan keunggulan yang dimilikinya.

Sifat ini sangat membahayakan pelakunya karena ia akan terjebak kepada tiga sifat tercela secara bersamaan: ujub, ghurur, dan takabbur yang dampaknya ia tidak disukai oleh orang lain dan akan dijauhi oleh banyak orang.

Sifat ini jika menimpa kepada kader dakwah maka ia akan kehilangan pengikut dan ia akan kesulitan untuk merekrut kader-kader baru sehingga target kemenangan semakin jauh untuk diraih. Bahkan dapat menjadikan organisasi yang sudah terbangun pun akan rapuh dan hancur bersama waktu. Sebab, orang yang kagum kepada dirinya sendiri akan menyandarkan perjuangan kepada kehebatan dirinya, ia akan lupa akan kekuatan Allah Swt, Sang Pencipta dan Pemberi kemenangan.

Hal itu sudah dibuktikan dalam sejarah, dengan kejadian perang Hunain, di mana Allah Swt berfirman  dalam Surat At-Taubah Syat 25 :

(لقد نصركم الله في مواطن كثيرة ويوم حنين إذ أعجبتكم كثرتكم فلم تغن عنكم شيئا وضاقت عليكم الأرض بما رحبت ثم وليتم مدبرين)

 

Terakhir, kita semua harus sadar dan kembali kepada Allah Swt, bahwa yang memiliki kekuatan adalah Allah Swt, yang memberikan kemenangan juga Allah Swt. Jangan sekali-kali mengabaikan kekuatan Allah Swt dan jangan sekali-kali menjadikan kekuatan materi sebagai kekuatan andalan bagi dakwah. Sebab, jika ketergantungan berubah maka janji Allah tidak akan terealisir dan kemenangan akan jauh didapatkan. Qulillahumma malikal mulki tu’til mulka man yasyaa…. Wallahu A’lam.

Herlini: DPR Kecewa Soal Evaluasi Tunjangan Guru 2012

 

Herlini Amran

Akapmec Hitup – Anggota Komisi X DPR, Herlini Amran dalam Rapat dengar pendapat antara Komisi X DPR RI dengan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyayangkan pihak Kemendikbud tidak menyampaikan evaluasi pembayaran tunjangan guru sebagaimana kondisi nyata di lapangan.

“Seharusnya Kemendikbud dapat lebih jujur terhadap kondisi yang memprihatinkan ini, dan menyampaikan saja data daerah-daerah yang memang selama ini menghambat pembayaran tunjangan guru. Jika tidak, wajar jika capaian Kemendikbud tahun 2012 diragukan. Dan apa benar tunjangan untuk 610 ribu guru telah dibayarkan? ” ujar nya di Komplek DPR, Kamis (07/02).

Dalam laporannya, Mendikbud melaporkan 95,5% dana tunjangan guru telah direalisasikan per 15 Januari 2013 (sisa 4,5% lagi hanya buffer). Padahal, pengaduan keterlambatan pembayaran tunjangan guru ini masih terjadi hingga Desember 2012. Legislator Perempuan PKS tersebut menyatakan, “Tentu kekecewaan seperti ini dirasakan oleh para guru di tanah air. Saya yakin capaian pembayaran tunjangan guru tahun 2012 lebih mengecewakan dibandingkan tahun sebelumnya. Tetapi, ironinya Kemendikbud mengklaim indeks kepuasan terhadap kinerja ‘tunjangan profesi’ mencapai 74,7 dan tingkat kepuasan pendidik pun dinyatakan naik menjadi 73,1” tutur Herlini.

Herlini melanjutkan, Evaluasi ini memang mengecewakan banyak pihak, karena itu Ia meminta Kemendikbud masalah ini harus menjadi pelajaran berharga bagi pihak Kemendikbud. Herlini juga mengapresiasi Kemendikbud pada tahun ini memutuskan pusat akan langsung menyalurkan langsung tunjangan guru. Tetapi, Ia juga memberikan beberapa Catatan penting jika Mendikbud telah memutuskan pusat akan menyalurkan langsung tunjangan guru, maka integritas jajarannya harus digaransi,dan jangan sampai mengulang distorsi birokrat daerah. Herlini mengingatkan, “43 trilun anggaran tunjangan tahun 2013 harus benar-benar sampai kepada 629.044 guru. Mari kita lihat buktinya, apakah Rp 7,6 triliun tunjangan guru yang akan disalurkan langsung nanti tidak tersangkut atau bocor lagi di tengah jalan?” katanya.

Wakil DPR asal Pelilihan Kepulauan Riau ini berharap dengan mekanisme baru ini, maka para guru dapat mengoreksi langsung kinerja Kemendikbud. “Dan jika terjadi kasus-kasus keterlambatan pembayaran tunjangan guru. Termasuk jika muncul modus-modus yang menghambatnya, atau mungkin jika terjadi lagi pemotongan dan pemaksaan belaja konsumtif oleh birokrat di lapangan. Sekali lagi, nanti berarti Pak Mendikbud yang bertanggung jawab langsung jika ada jajarannya yang menyelewengkan hak para guru ini. Dan Kami di Komisi X akan terus mengawasi pelaksanaan ini dilapangan,” pungkasnya.

Pertarungan Politik di Media Sosial, PKS Pemenangnya?

Political Map di Indonesia via policawave.com (7/2/2013)

Akapmec Hitup Hiruk pikuk prahara politik nasional menjadi isu utama media di Indonesia, khususnya media online. Media online memiliki peran sangat penting bagi penyebaran berita karena bisa melakukan update secara cepat dan mudah diakses pengguna internet. Prahara politik yang mengguncang republik ini dimanfaatkan secara maksimal awak media menaikkan jumlah kunjungan warga pengguna internet mampir dan berbagi berita dari situs berita online mereka.

Tak hanya portal berita, pengguna media sosial juga berpacu meng-update konten akunnya. Pengguna media sosial seperti Facebook dan Twitter secara berulang dan berantai melakukan penyebaran berita hangat terkait prahara politik secara massif dan cepat. Demikian pula dengan blogger, dengan cepat mengutip atau sekedar meng-copast berita “panas” dari media online untuk menaikkan kunjungan ke “lapak” nya.

Prahara politik yang masih hangat di media saat ini masih berkisar pada dugaan kasus suap kuota daging impor yang menerjang politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq. Kasus ini mengguncang banyak kalangan dan akhirnya beramai-ramai menngikuti perkembangan. Ada yang mengikuti perkembangan berita kasus dugaan suap impor daging ini secara pasif dengan hanya membaca namun ada pula yang sangat aktif dengan cara share, berkomentar atau memposting analisanya di blog sosial. Tak terkecuali di Kompasiana, pemberitaan dan opini tentang dugaan kasus suap ini melejit mendominasi tulisan para pearta warga yang dikenal dengan Kompasianer. Hampir sepekan ini, sejak penangkapan LHI oleh KPK, berita yang nangkring di Headline dan Trending Article selalu dihuni artikel dengan tema LHI, PKS atau impor daging.

Bagaimana konfigurasi data yang tersebar di media sosial terkait panasnya iklim poltik yang jadi perbincangan khalayak ramai ini? Saya mencoba menyodorkan beberapa data yang diambil dari situs politicawave.com. Situs ini cukup lengkap menyajikan statistik pengguna internet yang memperbincangkant tema politik. Di politicawave, Anda dapat melihat, sejauh mana unique user (pengguna internet) memperbincangkan sebuah topik (brand) di media sosial. Di politicawave juga ditampilkan grafik yang tentang sejauh mana netizen (warga pengguna media sosial) memanfaatkan isu atau brand untuk melakukan share ke media sosial. Pengertian istilah-istilah dalam grafik bisa disimak disini

Sejak ditangkapnya LHI oleh KPK tanggal 30 Januari 2012, trend perbincangan tentang PKS melonjak tajam di media sosial hingga hampir menembus 80.000 buzz (jumlah pesan yang disebarkan). Artinya PKS diperbincangkan di media sosial hampir sebanyak 1500 kali/menit. Ini hampir mendekati angka survei yang dilakukan oleh Win and Wise Communication yang menemukan bahwa percakapan tentang PKS oleh warga di sosial media mencapai angka 1700 percakapan/menit. (Baca beritanya disini )

13602341671964244844

Trend of Awareness dan Candidate Electability parpol (6/2/2013)

Dari Grafik yang dipublikasi oleh politicawave tanggal 6/2/2013, tercatat Trend of Awarenes (TA) terbanyak diduduki oleh PKS kemudian disusul oleh PD (Partai Demokrat). Angka TA meluncur ke bawah seiring upaya PKS melalukan upaya perbaikan citranya melalui konsolidasi serta pergantian pengurus di tingkat pusat dan di DPR RI. Melonjaknya perbincangan PKS di media sosial juga berimbas pada Sentimen Index (SI) yang juga meningkat. PKS memiliki SI yang negative lebih besar dibandingkan PD dan partai lainya.

1360234255853582131

Share of Awareness dan Share of Citizen parpol (6/2/2013)

Dari Share of Awarenes (SA) dan Share of Citizen (SC), PKS mendominasi angka tertinggi. Ini sangat wajar mengingat topik pebincangan media tak henti-hentinya mengangkat kasus LHI dan sosok PKS di media sosial. PKS dan PD tetap menempati urutan pertama dalam tampilan grafik SA dan SC. Demikian juga, data Media Trend yang berasal dari FB dan Twitter, pengiriman pesan tentang PKS menempati jumlah terbesar yang mencapai sekitar 250.000 Buzz.

13602349731621860106

Media Trend parpol (6/2/2013)

Nampaknya, angka-angka dari grafik di policawave akan sangat dinamis menyesuaikan isu perbincangan di media sosial. Buktinya hari ini (7/2/2013), angka TA, SI dan SC didominasi oleh PD. Naiknya peringakt PD pada tiga parameter tersebut diduga terkait dengan isu gonjang-ganjing di internal kepengurusan pusat PD dan pernyataan SBY terkait isu pajak keluarga istana.

Menariknya lagi, policawave juga memantau asal media yang “mempromosikan” topik perbincangan yang terkait partai poltik. Simak saja list atau daftar media (blog) yang menjadi active user dari perbincangan terkait partai politik tertentu beserta jumlah topiknya. Bahkan di situs ini juga ditampilkan sebaran spasial per provinsi, parpol mana yang mendominasi perbincangan berdasarkan wilayah provinsi di Indonesia. Hasilnya, PKS tak pernah keluar dari posisi 3 besar. Partai lain yang cukup besar prosentasenya di beberapa provinsi yaitu PD dan Golkar, Nasdem dan Gerindra. Penasaran? Silahkan Anda klik area provinsi yang ada di kotak “Maps” di politicawave.com (Gambar paling atas). Anda bisa mendapatkan angka prosentase masing-masing parpol yang menjadi atribut di area propvinsi tersebut yang menunjukkan seberapa sering mereka menjadi bahan perbincangan.

13602344441870666836

Active users (Blog) yang mengirimkan pesan parpol (6/2/2013)

Bagi saya, publikasi di politicawave bisa menjadi salah satu input bagi parpol untuk merencanakan strategi ke depan, khususnya bagi parpol yang memang kurang “populer” di media sosial atau sangat populer namun dengan Sentimen Negative yang masih tinggi. PKS misalnya, yang merajai pemberitaan di Media Sosial, bisa mengatur strategi untuk memperbaiki citra, melakukan konsolidasi organisasi dan penguatan kadernya menghadapi terjangan isu yang negatif di media.

Ya, prahara politik PKS bisa jadi bukti, bagaimana media sosial mengalami lalu lintas yang ramai oleh perbincangan politik yang membuat banyak orang bisa terbuka untuk membedah sisi PKS dari seluruh penjuru angin. Baik pengkritik maupun pendukung PKS di Media Sosial, terlihat secara massif mengirimkan pesan atau isu melalui media sosial, yang membuat PKS dan kasusnya menjadi topic terpopuler.

Media sosial saat ini menjadi penyeimbang bagi media massa yang mendominasi isu pemberitaan yang muncul di mayarakat seperi TV, Koran, Majalah, Radio dan Tabloid. Media sosial mampu menjadi penyeimbang isu negatif bagi kelompok atau topik perbincangan yang santer di media konvensional. Mengutip pernyataan Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Atma Jayakarta, Alois A Nugroho yang dimuat di Harian Kompas hari ini (7/2/2013), di halaman dua, mengungkapkan bahwa untuk mengimbangi tirani informasi yang muncul menjelang dan selama pelaksanaan pemilu 2014, masyarakat diminta menggunakan media sosial sebagai alat penyebaran informasi pembanding.
“Bisa dikatakan informasi di media sosial bisa dipakai untuk mengimbangi pemberitaan media massa.” Kata Alois. Dia menambahkan, komunikasi lewat media sosial juga bisa menghimpun gerakan civil society dalam isu tertentu.
“Tapi harus diingat, gerakan melalui media sosial hanya bisa efektif jika diikuti dengan gerakan offline.” Ungkapnya.

Semua parpol perlu melihat fenomena sosial yang ada di media sosial untuk berkaca diri dan mengatur strategi, Tak semua kejadian buruk yang menimpa parpol akan serta merta menjatuhkan parpol itu dalam seketika. Apakah fenomena Partai Golkar yang diterjang skandal korupsi ketua umumnya namun bisa menjadi pemenang di pemilu 2004 akan terjadi kembali? Kita tunggu saja pemilu tahun 2014.

Sumber: http://media.kompasiana.com/new-media/2013/02/07/pertarungan-politik-di-media-sosial-pks-pemenangnya-531661.html

Ya Akhi…

Akapmec Hitup – Aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amalku tak mungkin dilakukan orang lain, karenanya aku sibukkan diriku untuk beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku, karenanya aku malu bila Dia melihatku melakukan maksiat. Aku tahu kematian menantiku, karenanya kupersiapkan bekal untuk bertemu Rabb-ku.
Akhi, berapa kali antum khianati perjanjian antum dengan Allah? Bukankah teramat sering? Antum di malam hari tahajjud dengan uraian air mata memelas ampunan tapi di siang hari antum ikuti hawa nafsu hingga lupa akan Allah. Dan berapa kali pula antum shaum di siang hari atau memberikan taujih rabbany kepada orang lain, lalu di malam hari antum tertidur lelap berbuat maksiat?
Allahumma, bagaimana mungkin aku punya besar rasa akan menggapai ridha-Mu sedangkan aku amat tau akan keadan diriku sendiri. Ampuni aku Tuhanku. Allahumma innaka ‘afuwwun karimun tuhibbu al-’afwa fa-’fu ‘anny!
Akhi, di tengah gelapnya malam, di tengah dinginnya malam, di tengah senyapnya malam, tahukah antum bahwa ada laki-laki yang lama tegak dalam rakaat tahajjud-nya, atau ada wanita khusyu’ berwajah syahdu berurai air mata yang tersungkur sendu di atas sajadahnya.
Akhi, ikutilah jejak langkah mereka! Hiasilah malam-malammu seperti mereka berzikir dan tetap dalam ketaatan kepada Rabb-nya! Bacalah Qur’an seperti mereka! Sedih dan sendu berhiaskan isak tangis khauf kepada Rabb mereka. Lembutkanlah hatimu seperti lembutnya hati mereka! Ikhlas, senantiasa hanya mengharapkan keridhaan Rabb mereka. Alahai betapa sucinya… Jadikanlah cintamu seperti cinta mereka! Tiada terbagi sekeping jua untuk harta, tahta dan pria/wanita. Akhi, maukah antum seperti mereka?

Ketika Badai Menghantam Perahu Kami | Sebuah Taujih untuk Aktivis Dakwah

 

Ketika Badai itu Menghantam….

Akapmec Hitup – Berlayar mengarungi samudera, jangan berharap kau kan tiba di pulau tujuan tanpa cobaan mendera. Sebelum layar dibentangkan, inilah yang harus terpatri dalam diri menjadi kesadaran. Bahwa berbagai keindahan dari sebuah pelayaran panjang dan kenikmatan di pulau tujuan, berbanding lurus dengan besarnya tantangan yang menghadang. Tak kan pernah kau dapatkan indahnya pemandangan angkasa menjulang di tengah samudera luas membentang, selagi kau masih takut menembus hempasan gelombang. Ini bukan sekedar resiko perjalanan, tapi tlah menjadi aksioma tak terbantahkan.

Di sini, di perahu ini, kita sedang merangkai keutuhan dan persaudaraan, kesetiaan dan keteguhan, apapun posisi dan kedudukan. Karena kita telah memiliki tujuan, harapan dan mimpi yang sama ingin diwujudkan. Namun, kita tidak pernah menafikan adanya kesalahan, kelalaian dan kekhilafan, bahkan juga kejenuhan, kekecewaan, kemarahan, hingga silang sengketa yang tak terhindarkan. Itu wajar belaka, karena memang tidak satu pun di antara kita yang mengaku tiada cela tiada dosa. Namun kesamaan tujuan, mimpi dan khayalan, kan segera menyatukan, meluruskan langkah ke depan, menghapus resah dan kemarahan, berganti semangat yang terbarukan. Karenanya, kita sambut gembira setiap arahan, nasehat dan pesan-pesan yang dapat menguatkan serta menyatukan, sekeras apapun. Tapi, fitnah yang memecah barisan, tuduhan yang memojokkan, umpatan dan celaan yang menjatuhkan, serta aib yang dibeberkan, apalagi tindakan melobangi perahu agar kandas atau tenggelam, tidak pernah dapat kami terima, baik secara logika apalagi perasaan. Bagaimanapun, kami bukan batu yang diam diketuk palu.

Di sini, di perahu ini, kita sedang menjadikan badai dan gelombang sebagai ujian kejujuran, sarana muhasabah untuk memperteguh perjuangan, juga sarana belajar menjaga komitmen atas kesepakatan yang tlah dinyatakan. Karenanya, alih-alih badai ini menceraiberaikan atau meluluhlantakkan, justeru dia menjadi moment paling tepat untuk semakin rekat, melupakan kesalahpahaman yang sempat menimbulkan sekat. Mereka di kejauhan, boleh jadi bersorak sorai kegirangan ketika kita terombang ambing di tengah gelombang, berharap satu persatu dari kita tenggelam menjemput ajal menjelang. Tapi tahukah mereka? Justeru saat ini kami rasakan kehangatan tangan saudara kami yang erat saling berpegangan, justeru saat ini kami rasakan kekhusyuan doa-doa untuk keselamatan dan persatuan, justeru saat ini kami semakin yakin bahwa seleksi kejujuran memang harus lewat ujian, justeru saat ini kami jadi dapat membedakan mana nasehat dan mana dendam kesumat, mana masukan bermanfaat dan mana makar jahat, mana senyum tulus persaudaraan dan mana senyum sinis permusuhan.

Di sini, di perahu ini, justeru di tengah badai gelombang, kita jadi semakin mengerti pentingnya nakhoda yang memimpin dan mengendalikan, juga semakin menyadari pentingnya syura untuk mengambil keputusan, lalu pentingnya belajar menerima keputusan setelah disyurakan. Adanya kepemimpinan dan syura memang memberatkan, karena proses jadi panjang, langkah-langkah jadi terhalang aturan, keinginan sering tertunda menunggu keputusan. Tapi ini tidak dapat kita hindari, karena kita tidak berlayar sendiri, bergerak sendiri, mengambil keputusan sendiri dan menanggung resiko sendiri. Justeru karena kita berlayar bersama, maka kepemimpinan dan syura mutlak harus ada. Kepemimpinan memang bukan nabi yang maksum dan mendapatkan legalitas wahyu dalam setiap kebijakan, kesalahanpun bukan sebuah kemustahilan meski tidak kita anggap kebenaran. Tapi kepemimpinan yang dibangun oleh syura, telah memenuhi syarat untuk disikapi penuh penghormatan dan ketaatan, sepanjang tidak ada ajakan kemaksiatan. Sebagian orang boleh jadi mengatakan ini sikap taklid buta, kita katakan, ‘Inilah komitmen kita!’ Sebagian lagi katanya merasa kasihan dengan anak buah yang tidak mengerti banyak persoalan dan hanya ikut ketentuan, kita katakan, ‘Kasihanilah dirimu yang sering menghasut tanpa perasaan!’

Di sini, di perahu ini, ketika badai menghantam dari kiri dan kanan, depan dan belakang, teringat perkataan para shahabat dalam sebuah peperangan, tatkala musuh dari luar datang menyerang dan orang dekat menelikung dari belakang,

‘Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya’ (QS. Al-Ahzab: 22)

Ibnu Katsir menjelaskan, “Maksudnya, inilah janji Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan, pertanda kian dekatnya kemenangan.”

Untukmu Kader Dakwah | Taujih Untuk Kader PKS dalam Menghadapi Tribulasi Dakwah

Akapmec Hitup – Sebuah taujih untuk kader PKS dalam menghadapi tribulasi (ujian) dakwah.  Juga diposting di pksjagakarsa

Untukmu Kader Dakwah

–Sebuah nasyid perjuangan dari saudara seiman shoutul harokah–

Bingkai kehidupan

Mengarungi samudera kehidupan
kita ibarat para pengembara
hidup ini adalah perjuangan
tiada masa tuk berpangku tangan

(KARENA AMANAH YANG DIMILIKI SEORANG AL AKH, JAUH LEBIH BANYAK DARI WAKTU YANG DIKARUNIAKAN KEPADANYA)

 

setiap tetes peluh dan darah
tak akan sirna di telan masa
segores luka di jalan Allah
kan menjadi saksi pengorbanan

(SEBAB INILAH YANG AKAN MENJADI SAKSI DIHADAPAN ALLAH, BADAN YANG TERLUKA, HARTA YANG DIINFAQKAN, DARAH YANG MENETES. SEMUA….SEMUANYA…)

Allah ghoyatuna, arrosul qudwatuna
Alqur’an dusturuna, aljihad sabiluna
Almautu fi sabilillah, asma’ amanina

(SEBAB INILAH MINHAJ PERJUANGAN KITA,,,TIADA KEBAHAGIAN SEBELUM MENGALIRKANNYA KEDALAM DIDIH DARAH PARA MUJAHID,,,)

 

Inilah jalan kami, Untukmu Kader Dakwah

Pada Awalnya…

“Maka, jika antum  memutuskan untuk menjadi aktivis da`wah, bersiaplah menghadapi banyak tantangan, karena menjadi aktivis da`wah berarti terlibat dalam suatu proses perjuangan seumur hidup”.

“Dan jika ternyata semua serangan itu terlalu kuat dan tak mampu lagi antum atasi, maka bersiaplah sejak awal untuk menerima kenyataan bahwa antum gagal sebagai aktivis da`wah”.

“sampai disini, jika antum memang tetap yakin akan menjadi aktivis da`wah ada baiknya antum teruskan membaca risalah ini. Sebaliknya jika antum tidak yakin, lebih baik lupakan saja risalah ini dan carilah jalan lain yang memang akan membawa antum kepada keberuntungan kebendaan dan kemasyuran nama, bukan jalan para aktivis da`wah”.

Ikhwah Fillah, syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’ala, karena sampai saat ini, dimana para penghasung da`wah diberi kesempatan untuk melakukan perjuangan dalam medan jihad ini. Kita masih diberi kesempatan untuk turut serta membersamainya, karena didalamnya terkandung makna kesungguhan dan totalitas pengorbanan baik materi maupun tenaga hingga jiwa. Kesempatan membersamai panjangnya jalan da`wah inilah, kita anggap sebagai uji coba buah tarbiyah yang selama ini kita tapaki. Shalawat beriring salam tercurah atas junjungan nabi Muhammad SAW, lewat tarbiyahnya kita merasakan manisnya iman dan ukhuwah bersama saudara-saudara seiman dalam barisan panjang kafilah mulia ini.

Jalan da`wah, sebuah jalan yang mungkin menjadi jalan alternatif kesekian dari banyaknya jalan yang Allah hamparkan diatas muka bumi, yang diambil oleh para hambanya. Jalan yang terjal, panjang, penuh liku dan kelok, cobaan yang tidak saja menyedihkan tetapi justru kesenangan dan sanjungan yang perlu diwaspadai oleh pelaku da`wah.

Atas semuanya seharusnya tumbuh benih kesiapan, tidak saja kesiapan untuk tidak menjadi apa-apa atas jalan ini, tetapi juga kesiapan untuk menjadi apa-apa diatas jalan ini, ikhwah, inilah bunga-bunga kefahaman yang menghasilkan buah-buah keikhlasan dalam setiap jiwa pelakunya.

Disana dibutuhkan kesabaran atas rintangannya, ketaatan atas manhajnya, pengorbanan atas cobaannya dan kesungguhan atas apapun yang menimpa pelakunya.

  • Ia tidak bersama orang yang terburu-buru memetik buah sebelum masak, tetapi ia tidak pula bersama orang-orang yang hanya menunggu tapi tidak menanamnya.
  • Ia tidak bersama orang yang terburu-buru memetik kuncup sebelum mekar menjadi mawar, tetapi ia tidak pula bersama orang-orang yang menunggu kuncup tetapi tidak merawatnya
  • Ia tidak bersama orang yang berlebihan, tetapi ia pula tidak bersama orang yang enggan dan tidak berbuat sama sekali
  • Ia tidak bersama orang yang bertindak tanpa perhitungan, tetapi ia tidak pula bersama orang yang terlalu takut untuk berbuat
  • Ia tidak bersama orang yang mempersulit diri, tetapi ia tidak pula bersama orang yang menganggap enteng dan meremehkan

Disana pula dibutuhkan kehati-hatian atas tipu daya muslihatnya, kemayuran jabatan, kebesaran nama, kehormatan keturunan, sanjungan atas kerja-kerjanya, yang bisa jadi menumbuhkan sikap bangga diri, yang ujungnya kelak Allah tidak akan melirik kita.

Sesungguhnya Allah tidak akan melihat seseorang yang dalam hatinya ada kesombongan meskipun sebesar zarah –biji sawi-

Ikhwah Fillah….

Kusampaikan beberapa  nasihat untuk jiwa ini terutama, syukur antum mampu membersamai kami mengambil hikmah dari semua seruan ini. Ikhwah fillah, dibutuhkan kesiapan diri dalam menapaki kerja da`wah :

Pertama, Siap menanggung beban sebagai tabiat

Ikhwah Fillah, sungguh keberadaan kita pada pos da`wah terkadang banyak kendala dan cobaan disamping membutuhkan kesiapan lebih. Dapat saya katakan. Adakalanya berada pada pos-pos tugas membosankan bahkan menegangkan karena beban berat. Namun adakalanya menyenangkan karena fasilitas-fasilitas yang menggiurkan, tapi bagaimanapun kita sebagai kader da`wah harus siap di pos-pos tugas da`wah

Ikhwah Fillah, tentang kesiapan di pos da`wah, saya jadi teringat sebuah seruan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari, tatkala beliau memberikan taujih singkat bagi pasukan pemanah dalam perang Uhud. Beliau berseru, “berjagalah di pos kalian ini dan lindungilah pasukan kita dari belakang. Bila kalian melihat pasukan kalian berhasil mendesak dan menjarah musuh, janganlah sekali-kali kalian turut serta menjarah. Demikian pula andai kalian melihat pasukan kita banyak yang gugur, janganlah kalian bergerak membantu”, ya, apapun kondisinya seharusnya kita sebagai kader da`wah siap berada dalam pos-pos da`wah yang telah diamanahkan kepada kita.

Sekali lagi…

Amanah terembankan
Pada pundak yang semakin lelah.
Bukan sebuah keluhan,
Ketidakterimaan,…. Keputusasaan !
Terlebih surut langkah kebelakang.
Ini adalah
Awal pertempuran
Awal pembuktian
Siapa diantara kita yang beriman.

Wahai diri,
Sambutlah seruannya
Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan
Bukan menghindar dari peperangan

Kedua,  Pemantapan Ruhiyah sebagai Motor Penggerak Utama

Ikhwah fillah, Tidak ada satupun yang lebih besar pengaruhnya dalam jiwa, selain daripada menekankan ibadah, Keta’atan dan amalan-amalan Sunnah.

Ruhiyah yang mantaplah yang akan menghubungkan hati dengan Allah, meneguhkan jiwa dalam menghadapi segala penderitaan, lulus menghadapi fitnah dan teguh diatas kebenaran.

Komponen dalam tahap ini adalah Ibadah, Tabattul, Qiyamul Lail…

Dzikrullah, Tabattul, Tawakkal dan Ibadah pada-Nya adalah senjata satu-satunya dalam pertarungan. Ialah yang membekali kaum mu’minin dengan kesabaran dalam menghadapi cobaan, penyiksaan dan penghinaan…

Para  penyeru da’wah sangat memerlukan senjata ini, dalam melaksanakan tugas da’wah yang selalu menghadapi berbagai rintangan dan ganguan. Jika tidak memperhatikan aspek Ruhiyah, Qiyamul Lail, aspek ibadah yang rutin dan berkesinambungan. Kader-kader da’wah pasti akan berjatuhan satu demi satu dan rontok oleh tribulasi. Karena panasnya konfrontasi dengan para thoghut akan mencair dihadapan kehangatan ibadah dan tabattul kepada Allah.

Ironis, bila seorang aktivis da`wah melalui malam-malamnya dengan tidur panjang. Sedang Rasulullah yang dijamin masuk syurga saja selalu menghabiskan malamnya dengan Qiyamul Lail hingga kakinya bengkak!

Kita berharap bahwa keimanan kita adalah keimanan yang hidup. Yang menjelma menjadi semangat besar yang mampu mengalahkan semua kelemahan dan ketidakberdayaan. Keimanan yang melahirkan ekspresi perkasa, membuat orang percaya bahwa dengannya kita mampu menghancurkan gunung, mengarungi lautan, dan melintasi seluruh marabahaya yang menantang kita. Sampai jelas Islam ini menang bersama kita dan kita menang bersamanya.

Inilah pekerjaan-pekerjaan besar kita. Memperluas wilayah pengaruh keimanan tersebut, agar semakin banyak dari umat ini yang memiliki iman-iman yang hidup. Iman yang  mendorong mereka secara sadar tunduk patuh pada ketetapan Allah dalam kehidupan ini. Sekecil apapun usaha kita kearah sana, maka ia adalah bagian yang penting untuk melengkapi keutuhan perjuangan yang kita bangun dengan berjama’ah.  Mungkin perlu kita maknai kembali tetes-tetes keringat dan guratan-guratan lelah pada diri kita. Bahwa semua itu adalah prestasi-prestasi besar yang harus kita hargai. Semua itu adalah instrument-instrumen penting dari sebuah kata singkat yang tidak sederhana PERJUANGAN!!

Tentunya setelah kesadaran itu hadir, tidak perlu lagi kelemahan dan keterlenaan. Dan futur pun hanyalah sekedar saat untuk beristirahat karena setelah karya besar siap ditorehkan, merampungkan perjuangan, menggapai kejayaan Islam.

Ketiga, Kerja cepat sebagai sebuah karakter

Ikhwah Fillah, Kerja jihad adalah kerja yang membutuhkan pemenuhan segera, setiap seruan-seruan jihad dan kebaikan dalam Al Quran diawali kata-kata yang membutuhkan kesungguhan dan gerak cepat.

  •  Berlomba-lombalah –QS. Al Baqarah : 148- (karena dunia ini adalah arena pertarungan).
  • Bersegeralah, -QS Ali Imran 133- (karena sejarah tidak pernah menunggu antum)
  • Bekerjalah, -QS At Taubah 105-(karena hanya mereka yang berusaha keras yang akan mendapatkan)
  • Berangkatlah, -QS At Taubah 41- (karena diam ditempat tidak akan mengubah keadaan)

Kepada mereka yang tak segera menyambutnya Kami katakan Jangan salahkan, jika kalian tertinggal dalam barisan ini Sungguh seorang Rasulullah pun Tidak pernah menunggu seorang Ka`ab bin Malik sekalipun

Keempat, ketaatan sebagai sebuah Akhlaq

Aktivitas pembinaan yang tertata, produktif, dan dilakukan secara jama`I adalah manhaj orisinal dalam Islam, tiada jama`ah tanpa keteraturan, tiada keteraturan tanpa jama`ah dan ketaatan menjadi kader kunci kekokohan jama`ah yang berujung pada produktifitasnya –muntijah- da`wah

Ketaatan merupakan kunci utama kekokohan sebuah jama`ah –organisasi-, sesholeh apapun kader jika ia tidak memunculkan sikap ketaatan maka tidak ada faedahnya bagi jama`ah –organisasi-

“berhati hatilah dengan keshalehan yang tidak taat, ia menipu jama`ah (organisasi) dengan keshalehannya dan menghancurkan jama`ah dengan ketidak taatannya.”

Ikhwah Fillah, Coba kita renungkan bersama, kalimat-kalimat Allah berikut :
“tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” Al Quran Surat Yaasin ayat 36

Inilah ketaatan, alampun tunduk atas ketentuan Allah, jika sedikit saja ia melenceng dari ketentuan ini maka tunggulah kehancurannya, lalu dapatkah orang-orang berakal mengatakan

“saya bisa mencapai tujuan-tujuan besar jama`ah –organisasi- itu tanpa harus tunduk kepada aturan-aturan jama`ah?”  Atau “Aku menerima fikrah, konsep dan tujuan-tujuan jamaah tetapi aku tidak akan terikat dengan aturan jamaah. Dan aku tidak punya kewajiban dengan taat kepada siapapun” Lalu bagaimana pula dengan orang-orang yang mengatakan “Apa itu aturan-aturan yang membelenggu dan mengganjal harakah, biarkan kami bebas sebab kami bukan anak kecil lagi”, atau mengatakan “mengapa tidak anda biarkan saja para anggota –setelah ditarbiyah- untuk bergerak ditengah masyarakat, menyeru kepada Islam, tanpa mengikat mereka dengan aturan-aturan.”

Dapatkah seorang berakal mengatakan:

“aku termasuk keluarga partai, aku percaya dengan segala pemikiran yang diserukannya. Akan tetapi, aku tidak mau terikat dengan aturan-aturan, struktur, manajerial, tugas-tugas dan perintahnya”

ketaatan, yang oleh Hasan al Banna ditempatkan pada rukun ke enam dalam sepuluh rukun bai`at –arkanul bai`at- merupakan kesiapan perintah dan merealisasikannya dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun dalam keadaan malas. (Muhammad Abdullah al Khatib & M. A. Halim Hamid, dalam Konsep Pemikiran Gerakan Ikhwan, 2001)

kefahaman akan ketaatan dibangun atas marhalah-marhalah –tahapan- yang harus ditapakinya oleh para peniti jalan ini. Ta`rif –pengenalan-, adalah  tahapan pertama, kader pada tahap ini tidak menghendaki ketaatan yang mutlak, sikap yang dituntut pada tahapan ini adalah sikap hormat terhadap aturan-aturan dan prinsiup-prinsip umum organisasi –jama`ah-. Marhalah kedua adalah Takwin –pembentukan-, pada tahap ini system yang muncul adalah murni dalam aspek ruhani dan kemiliteran total dalam aspek operasional, syiar yang selalu melekat adalah “Sami`an wa Tha`atan”, tanda-tanda pertama adanya kesiapan pada tahapan ini adalah ‘ketaatan yang sempurna’. Sedang marhalah terakhir adalah Tanfidz –pelaksanaan-. Dakwah tahapan ini adalah jihad –kesungguhan- yang tidak mengenal lelah, kerja yang berkesinambungan untuk mencapai tujuan, serta kesiapan menghadapi ujian dan cobaan. Keberhasilan da`wah pada tahap yang ketiga ini sangat bergantung pada ‘ketaatan yang sempurna’ pada marhalah sebelumnya.

“Da`wah ini tidak mengenal sikap ganda, ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da`wah dan da`wahpun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah Ta`ala akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da`wah ini” asy Syahid Hasan al Banna

Kelima, Keteguhan sebagai benteng jiwa

“Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu?, seandainya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang tidak anda sukai itu”.

Demikian ujar Mush`ab bin Umair ketika Usaid bin Hudhair, kepala suku kabilah Abdul Asyhal di Madinah menyentakkan lembingnya karena tidak suka dengan Mush`ab bin Umair yang melakukan da`wah fardhiyyah, door to door menawarkan Islam bagi masyarakat Madinah. Ketika kita menawarkan kebaikanpun, tidak semua orang akan senang dengan aktivitas kita, ada saja alasan dan argumen serta tindakan yang merintangi da`wah kita

Mereka mengacuhkan kita, Kepada mereka, Allah berfirman

“Maka sabarlah sebagaimana orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-Rasul, “Al-Quran Surat Al-Ahqaaf ayat 35

Mereka menghujat kita Kepada kalian, Allah berfirman

“Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri kebelakang –kalah-. Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan”, Al Quran Surat Ali Imran ayat 111

kepada kalian kukatan, “jangan bersedih jika antum mendengar kata-kata kasar, karena kedengkian itu sudah ada sejak dulu, bersemangatlah menghimpun keutamaan dan ketekunan, tinggalkanlah celaan orang yang mencela atau mendengki”.

Keenam, Pengorbanan sebagai semangat jiwa

Hai diriku, Ayo berperanglah supaya kamu mati
Itu, lihatlah telaga surga telah menantimu

Apa yang selalu kamu angankan
Sekarang sudah kamu temukan
Ayo susul mereka berdua
Jangan sampai terlambat, nanti kamu bisa celaka.

Hai  diriku,
Apa lagi yang kamu inginkan
Istrimu pasti akan kamu tinggalkan, dan budak-budakmu pasti akan menjadi merdeka
Piring-piring kecil itu untuk Allah dan Rasul-Nya

Hai, diriku
Masak kamu tidak suka surga
Bukankah sudah lama kamu mengharapkannya
Sekarang bersumpahlah kepada Allah bahwa kamu akan segera menempatinya
Apakah kamu akan terus begini melihat mereka berebut masuk?

(syair Abdullah bin Rawahah)

Shuhaib Ar Rumi ra, untuk dapat membersamai Rasulullah dalam hijrah ia rela menyerahkan seluruh hartanya kepada kaum Quraisy, mendengar berita itu Rasulullah bersabda

“Robiha Shuhaib, Robiha Shuhaib”-untung besar Shuhaib, untung besar Shuhaib-, lalu turun ayat “Diantara manusia ada yang menjual dirinya untuk mendapatkan ridha Allah” Al Quran Surat Al Baqarah ayat 245

Abu Dahdah segera memegang tangan Rasulullah sambil berkata

“saya telah meminjamkan kebun korma saya kepada Allah, di dalamnya terdapat 600 pohon kurma”, lalu ia menuju kebun tersebut, disana ada anak dan istrinya, kemudian Abu Dahdah memanggil “Wahai Ummu Dahdah keluarlah kamu dari kebun itu karena saya telah meminjamkannya kepada Allah”, dari Hayatus Shohabah 2/149 dalam Tarbiyah

Ketujuh, cinta sebagai semangat da`wah

Seorang ‘Alim berujar tentang cinta

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah kefahaman

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah keikhlasan

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah `amal

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah jihad

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah taat

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah pengorbanan

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah keteguhan

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah totalitas

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah kepercayaan

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah persaudaraan

Kedelapan, keikhlasan sebagai puncak aktivitas

Ia adalah buah dari kefahaman
Kemauan beramal dan keyakinan akan pengawasan Allah
Dan syurga yang dijanjikan
Seharusnya cukup untuk menghantarkan anda kepada gerbang keikhlasan

Dari syadad bin Al Hadi ra.  Bahwa datang seorang laki-laki dari suku Badui menghadap Rasulullah, kemudian berkata “Aku akan berhijrah bersamamu.” Rasulullah kemudian memberitahukan hal itu kepada sebagian sahabatnya. Pada suatu saat kaum muslimin berperang melawan kaum musyrikin, setelah selesai pasukan kaum muslim mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang), kemudian orang tersebutpun mendapatkan bagiannya, “ini apa yaa Rasulullah?”, Rasulullahpun menjawab, “ini bagian untukmu,” Lalu orang itupun berkata “bukan untuk ini aku mengikutimu, aku mengikutimu agar aku terkena anak panah disini (sambil menunjukkan ke arah lehernya) dan aku mati lalu aku masuk syurga”. Rasulullah bersabda “jika kamu jujur kepada Allah dalam hal ini maka Allah akan mengabulkannya”. Mereka beristirahat sejenak kemudian menuju sebuah peperangan menghadapi musuh. Maka orang tadi dibawa keha dapan Rasulullah Rasulullah dalam keadaan terkena anak panah persis dibagian lehernya seperti yang ia isyaratkan sebelumnya. Rasulullah bertanya “apakah ini orang yang tadi?” mereka menjawab, “benar yaa Rasulullah”. Rasulullah pun bersabda “ia telah jujur kepada Allah, maka Allah mengabulkannya”. Kemudian Rasulullah menshalati dan berdo`a untuknya “Ya Allah inilah hamba-Mu, keluar dalam rangka hijrah di jalan-Mu, maka ia terbunuh dalam keadaan syahid dan aku saksi atas hal ini.” Diriwayatkan oleh Nasa`i.

Shahabat itupun tidak pernah dikenal namanya dalam sejarah, hingga saat ini !!!

“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”, AL Qur`an surat Al-Kahfi ayat 110.

Kesembilan, syurga sebagai balasannya.

Kenapa kita jual murah jiwa kita
Kita seorang Muslim
Nilai jiwa kita adalah syurga
Yang seluas langit dan bumi
Tidak ada yang lain

Saya jadi teringat sebuah ucapan

jangan tetapkan harga dirimu kecuali dengan syurga. Jiwa orang beriman itu mahal, tapi sebagian dari mereka justru menjualnya dengan harga murah”, ujar Hasan Al Bashri yang dinukil Aidh Al Qarni dalam bukunya Laa Tahzan

Akhi Fillah…

inilah mereka yang berbahagia, menjual dirinya dengan syurga, mereka adalah para perindu syurga dan sungguh Allah berkenan mengumpulkan mereka pada apa yang mereka rindukan.

Abu Bakar sangat berbahagia dengan ayat, “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu yang menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk membersihkannya” Al Quran surat Al Lail ayat 17-18

`Umar sangat bahagia dengan hadist Rasulullah, “Aku melihat sebuah istana putih di syurga. Lalu aku bertanya, “untuk siapa istana itu?”. Dikatakan kepadaku, “untuk Umar bin Khathab”.

Utsman sangat bahagia karena do’a Rasulullah, “Yaa Allah ampunilah utsman apa yang telah lalu dan yang akan datang”.

Ali demikian bahagia atas sabda Rasulullah, “Dia (Ali) adalah lelaki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai Allah dan Rasul-Nya”.

Sa`ad bin Mu’adz demikian bahagia atas sabda Rasulullah, “Bergoyanglah `Arsy Yang Maha Pengasih karenanya”.

Abdullah bin `Amr Anshari sangat bahagia dengan adanya sabda Rasulullah, “Dia diajak bicara Allah langsung tanpa penerjemah”.

Sedang Hanzhalah, “Dia dimandikan oleh para malaikat Dzat Yang Maha Pengasih”.

Fatimah Az Zahra adalah, Wanita pertama yang akan memasuki Syurga

Keluarga Yasir, bergembira atas sabda Rasulullah, “Bergembiralah kalian, hai keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat kalian adalah Syurga”.

Hamzah bin Abdul Muthalib, bergembira atas sabda Rasulullah, “Jibril datang kepadaku untuk mengabarkan bahwa Hamzah bin Abdul Muthalib dicatat oleh para malaikat penghuni langit lapis tujuh sebagai singa Allah dan singa Rasul-Nya”.

Nasibah binti Ka`ab bergembira atas sabda Rasulullah, “Nasibah binti Ka`ab tidur di Syurga Baqi` bersama pada shaddiqin dan para syuhada`. Dari tempatnya yang tinggi dibumi, ia naik ke tempat yang lebih tinggi lagi di langit”.

Ja`far bin Abu Thalib, bergembira ketika Rasulullah bersabda, “Aku melihat Ja`far di syurga punya sepasang sayap yang berlumuran darah”.

Abdullah bin Rawahah bergembira ketika Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik orang ialah Abdullah bin Rawahah”

Amr bin Al Jamuh, bergembira tatkala Rasulullah bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada ditangan-Nya, aku melihat kaki pincang Amr bin Al Jamuh melangkah ke syurga dengan tertatih”.

Pada akhirnya…

Sejarah memberikan kesaksian kepada kita bahwa keagungan dan kebahagiaan telah menyerahkan pusat kendalinya kepada orang-orang yang teguh dan ta`at dalam medan perjuangan. Di lingkungan ini tumbuh manusia-manusia yang mampu memikul tanggung jawab sejarah dan bukan melepaskan tanggung jawab peradaban.

Program Jaminan Persalinan Solusi Atasi Human Trafficking

Zuber Safawi, Anggota DPR RI Fraksi PKS

Jakarta (7/2) Terbongkarnya kelompok penjualan bayi di Jakarta Barat yang dimuat dibeberapa media, membuktikan kejahatan perdagangan manusia (Human Trafficking) masih menjadi ancaman di Indonesia. Menurut data Komnas Perlindungan Anak, sepanjang tahun 2012 saja telah terjadi 36 kasus penculikan bayi di Indonesia.

“Kebanyakan yang menjadi sasaran mereka adalah keluarga miskin yang tidak mampu membayar biaya persalinan, Apalagi modus yang digunakan juga sangat ekonomis, yaitu menawarkan pinjaman uang untuk persalinan,” demikian diungkapkan Anggota Komisi XI DPR Zuber Safawi di Jakarta, Kamis (7/8)

Zuber mendesak pemerintah melalui Kemenkes untuk memperluas jangkauan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Dimana program ini bertujuan untuk memberikan jaminan pembiayaan guna meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan kehamilan dan pertolongan persalinan.

“Saya

ng sekali jika program ini tidak sampai ke masyarakat, atau mungkin sampai, tetapi dianggap terlalau berbelit-belit sehingga masyarakat tidak mau menggunakannya,” jelas Zuber.

Selanjutnya, Zuber juga meminta Kemenkes bisa mengubah mekanismenya sesederhana mungkin, sehingga masyarakat bisa lebih mudah dalam memperolehnya.

Pemda, Kecamatan, Kelurahan serta aparat desa terkait bisa lebih selektif dan teliti, tapi juga mempermudah prosedurnya, sekiranya ada masyarakat atau warganya meminta dibuatkan akte kelahiran, tutupnya.

Kisah Dibalik Ujian PKS

Akapmec Hitup – Masih ada kisah dibalik ujian yang melanda PKS. Harapan itu masih ada!.  Cerita dari Staff DPW PKS Jawa Tengah, yang bertugas jaga sore kemarin (6/2/2013). Abu Haydar menulis siang tadi, sekitar jam 2.00 WIB.

Telpon brdering.

Saya (Abu Haidar) : “assalamu’alaikum…”

Mr. X : Salam Sejahtera, ini kantor PKS?

Saya : “Iya, ada yang bisa saya bantu pak..?”.

Mr. X : “Oh tidak pak, saya hanya ingn menyampaikan dukungan saya kepada PKS. O iya, kenalkan, nama saya Pak Subono. Sya tinggal di  Tanah Mas. (Daerah mayoritas pnduduknya warga keturunan). Meski kami non muslim, warga keturunan, kami sekeluarga sangat suka dengan PKS. Awalnya seneng saja, kalau lihat mereka demo, bisa sopan- rapi, wajahnya cerah-cerah (hmmmm…. msh nyimak). Beberapa waktu yang lalu mobil kami mogok di banjiran di Genuk, kemudian didorong orang-orang memakai  kaos PKS(sepertinya kder PKS), sampe ditempat yang aman. Saya kasih duit nggak mau, ta’ tawari rokok nggak mau…. .

Saya (agak menyela) ; “…itukah yg bpk suka dr kami?”.

Pak Subono (karena sudah mngenalkan diri) : “Ya mas… setelah ada musibah yang menimpa Presiden PKS, feeling kami mengatakan itu rekayasa, penuh trik politik!  Esoknya mas, kami nonton TV, orasi politik Anis Matta, saya nangis mas, sumpah! Hati ini miris… kami semakin cinta sama PKS, ada pimpinan Partai yang bisa membakar semangat kadernya pada saat terpuruk, yang rela melepas jabatan DPR RI… DPR RI lho mas, Wakil Ketua DPR RI lagi… yang dipartai lain direbut, dikejar pake segala cara!. Malam itu juga mas, sekeluarga saya sarankan untuk terus mendukung PKS, mbok besok nek ada kampanye PKS say diajak ya mas.

Saya (sambil terharu) : “Siap Pak, nanti saya hubungi!*
Subhanallah wal hamdulillah…